DEFINISI
Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah
proses pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana,
kapan, dan bagaimana membelinya.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, salah satunya adalah faktor budaya yaitu
faktor mendasar dalam pembentukan norma-norma yang kemudian membentuk perilaku
konsumen.
MITOS DAN RITUAL KEBUDAYAAN
Mitos adalah cerita yang berisi elemen
simbolis yang mengekspresikan emosi dan cita-cita budaya. Misalnya mitos
mengenai binatang yang cerdik (kancil) yang dimaksudkan sebagai jembatan antara
kemanusiaan dan alam semesta. Sehingga pemasar dituntut kreatif menggali mitos agar
bisa digunakan sebagai sarana menyusun strategi pemasaran tertentu.
Ritual budaya bukan sekedar kebiasaan yang dilakukan
seseorang, tetapi hal ini dilakukan dengan serius dan formal, yang memerlukan
intensitas mendalam dari seseorang. Kebiasaan sering tidak serius, kadang tidak
pasti dan berubah saat ada stimulus berbeda yang lebih menarik. Seringkali
ritual budaya memerlukan benda-bendayang digunakan untuk proses ritual, dan
inilah yang bisa dibuat oleh pengusaha menjadi peluang. Strategi iklan juga
dapat dikaitkan dengan ritual budaya seperti pada tema-tema perkawinan yang
menonjolkan hadiah ‘berlian’ untuk pengantin perempuan, dan produk sarung untuk
ritual keagamaan dan ibadah.
Simbol kebudayaan juga merupakan
representasi tertentu dari budaya , secara umum apa yang dipakai dan dikonsumsi
oleh seseorang akan mencerminkan budayanya. Perusahaan dapat menggunakan nilai-nilai
simbolis untuk merek produknya , misalnya perusahaan otomotif Toyota memberi
nama Kijang untuk kendaraan dengan penumpang keluarga, secara simbolis Kijang ‘
adalah binatang yang mempunyai kemampuan lari yang sangat cepat dan lincah”.
Simbol juga dapat ditunjukkan dengan warna, seperti warna hitam mempunyai arti
formal, biru sejuk, putih artinya suci, merah simbol berani dsb. Sehingga
pemasar menggunakan warna sebagai dasar untuk menciptakan produk yang berkaitan
dengan kebutuhan simbolis.
BUDAYA DAN
KONSUMSI
Budaya konsumsi merupakan bentuk dari hubungan antara budaya dan konsumsi. Dimana hubungan tersebut saling pengaruh mempengaruhi, yaitu budaya dapat mempengaruhi konsumsi, juga sebaliknya, konsumsi dapat mempengaruhi budaya.
Budaya konsumsi merupakan bentuk dari hubungan antara budaya dan konsumsi. Dimana hubungan tersebut saling pengaruh mempengaruhi, yaitu budaya dapat mempengaruhi konsumsi, juga sebaliknya, konsumsi dapat mempengaruhi budaya.
Budaya
merupakan suatu kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari
seseorang, yang dapat mengarahkan seseorang tersebut dalam menggunakan suatu
barang atau jasa. Kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan itu dapat muncul bila
seseorang melakukan interaksi, hubungan dan saling mempengaruhi dalam
berperilaku.
Unsur-unsur
budaya antara lain
-
Nilai
-
Norma
-
Kebiasaan
-
Larangan
-
Mitos
-
Simbol
Unsur-unsur budaya tersebut dapat mempengaruhi pengkonsumsian suatu produk dan jasa.
- Pengaruh budaya yang tidak disadari. Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki dan setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri.
- Pengaruh budaya dapat memuaskan kebutuhan. Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.
STRATEGI PEMASARAN DENGAN
MEMPERHATIKAN BUDAYA
Beberapa strategi pemasaran bisa
dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya suatu masyarakat. Dengan memahami
budaya suatu masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi pemasaran pada
penciptaan produk, segmentasi dan promosi.
TINJAUAN SUB-BUDAYA
Budaya yang ada di dalam suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil. Inilah yang disebut dengan subbudaya. Sub- budaya bisa tumbuh dari adanya kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan masyarakat biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya.
SUB-BUDAYA DAN DEMOGRAFI
Suatu budaya akan terdiri dari beberapa kelompok kecil lainnya, yang dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi dan demografi. Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Di dalam varibel demografi tersebut, kita bisa mendapatkan Sub- budaya yang berbeda, yaitu suku sunda, batak, padang, dsb.
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi :
Suatu budaya akan terdiri dari beberapa kelompok kecil lainnya, yang dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi dan demografi. Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Di dalam varibel demografi tersebut, kita bisa mendapatkan Sub- budaya yang berbeda, yaitu suku sunda, batak, padang, dsb.
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi :
§ Usia
Merupakan hal yang penting untuk
dipahami, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa
yang berbeda. Siklus hidup seorang konsumen akan ditentukan oleh usianya. Para
pemasar harus memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan berbagai usia
tersebut, kemudian membuat beragam produk yang bisa memenuhi kebutuhan
tersebut.
§ Pendidikan dan
pekerjaan
Pendidikan akan menentukan jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Profesi dan pekerjaan seseorang
akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan
tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi
seseorang.Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang
dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu
masalah. Dari sisi pemasaran, semua konsumen dengan tingkat pendidikan yang
berbeda adalah konsumen potensial bagi semua produk dan jasa. Pemasar harus
memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda, dan produk
apa yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
§ Lokasi geografik
Dimana seorang
konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Konsumen yang tinggal di
desa akan memiliki akses terbatas kepada berbagai produk dan jasa. Sebaliknya,
konsumen yang tinggal di kota-kota besar lebih mudah memperoleh semua barang
dan jasa yang dibutuhkannya. Para pemasar harus memahami dimana konsumen
tinggal agar pemasar dapat memfokuskan kemana produknya akan dijual.
LINTAS BUDAYA
Secara umum kebudayaan harus memiliki tiga karakteristik, seperti:
Secara umum kebudayaan harus memiliki tiga karakteristik, seperti:
- Kebudayaan dipelajari, artinya: kebudayaan yang dimiliki setiap orang diperoleh melalui keanggotaan mereka didalam suatu kelompok yang menurunkan kebudayaannya dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
- Kebudayaan bersifat kait-mengkait, artinya : setiap unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain, misalnya: unsure agama berkaitan erat dengan unsure perkawinan, unsur bisnis berkaitan erat dengan unsur status sosial.
- Kebudayaan dibagikan, artinya: prinsip-prinsip serta kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang lain dalam suatu kelompok.
Mengembangkan
ruang lingkup dari nilai-nilai budaya sangatlah diperlukan karena merupakan
aspek penting dalam mengoptimalkan hasil pemasaran.
BAURAN PEMASARAN DALAM LINTAS BUDAYA
Beberapa hal dalam pemasaran internasional yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bagaimana mengorganisasikan perusahaan agar dapat menembus pasar luar negeri, bagaimana keputusan masuk ke dalam pasar internasional, bagaimana merencanakan standarisasi, bagaimana merencanakan produk, bagaimana merencanakan distribusi, bagaimana merencanakan promosi, dan bagaimana menetukan harga produk.
BAURAN PEMASARAN DALAM LINTAS BUDAYA
Beberapa hal dalam pemasaran internasional yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bagaimana mengorganisasikan perusahaan agar dapat menembus pasar luar negeri, bagaimana keputusan masuk ke dalam pasar internasional, bagaimana merencanakan standarisasi, bagaimana merencanakan produk, bagaimana merencanakan distribusi, bagaimana merencanakan promosi, dan bagaimana menetukan harga produk.
Sumber :
macnoumi.wordpress.com
earldimara.blogspot.com
titayulianita.wordpress.com
http://shinta.lecture.ub.ac.id
earldimara.blogspot.com
titayulianita.wordpress.com
http://shinta.lecture.ub.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar